Rabu, 02 November 2011

kangen rindu,sesuatu yang pengen di luapkan

Satu hari gak sms tu wajar....
Tujuh hari gak sms mungkin ga da pulsa....
Dua minggu gak kirim sms mungkin kamu udah ngelupain aku....
Tapi kalau...
Empat puluh hari tidak sms....
Wah kayaknya aku mesti layat ne.. hehehehehe...
Mula Cinta 
Setiap benda pasti bermula. Setiap wujud punya sejarah kapan diciptakan. Dan setiap ciptaan, apapun itu, pasti memiliki awal. Lalu kapankah awal mula cinta ? 
Adam, sang manusia pertama, diciptakan dan diberi anugerah besar untuk tinggal di Surga. Tempat terindah. Tempat terbaik bagi manusia. Tempat dengan segala pemandangan elok yang tak mampu dibayangkan. Yang memiliki suara-suara merdu yang belum pernah di dengar telinga. Yang memiliki aneka ragam makanan dan minuman yang kelezatannya tak terbandingkan. 
Namun, mengapa Adam merasa gelisah ? Apakah pemandangan Surga kurang indah ? Apakah istananya kurang megah ? Apakah makanan dan minumannya kurang menggoyang lidah ? Tentu bukan !. Semua yang ada di Surga itu adalah suguhan terbaik bagi inderanya. Sedangkan gelisah adalah urusan hati. Hatinya merasa belum mendapatkan makanan. Belum mendapat apa yang kemudian menjadi cikal bakal cinta. Ya. Adam butuh pendamping. Butuh kasih sayang (dari sesama mahluk). Butuh ungkapan kelembutan. Butuh seseorang untuk dikasihi dan mengasihi. Butuh seseorang untuk dirindukan dan merindukan. Butuh seseorang untuk menikmati karunia Allah bersama-sama. 
Lalu anugerah indah diberikan Allah kepadanya. Cinta. Suatu perasaan. Sesuatu yang bertempat di hati. Peneduh hati. Alasan pengorbanan. Mata air pencurah kasih sayang. Dan tentu saja, dianugerahkan pula penyaluran dari kesemua itu. Yaitu seorang makhluk lembut bernama wanita… 
Seperti yang dituangkan dalam syair berikut :
Cinta, karya indah Sang Pencipta
Dimulakan di surga…
Dirasukkan dalam jiwa Adam dan Hawa
Lalu dianak-pinakkan ke jiwa setiap insan manusia
Dengan kadar yang berbeda…
Cinta itu indah. Cinta itu dahsyat. Namun demikian cinta harus dimaknai dan dipahami secara benar. Bukan secara salah. Memaknai dan memahami cinta secara salah akan menyengsarakan dan merugikan diri sendiri. Selain itu, pemaknaan cinta yang salah justeru terasa menggelikan dan gombal. Maka, pahamilah cinta sejati secara benar. Agar tidak terjerumus kedalam jurang kesengsaraan yang membelenggu.
Aku tercipta untukmu
Sekilas ucapan "aku tercipta untukmu" sangat indah dan romantis. Namun sesungguhnya ungkapan ini sangat berlebihan, gombal malah. Sebab hakekat penciptaan manusia dan jin adalah untuk beribadah kepada Sang Maha Pencipta. Bukan untuk memuja-muja makhluk yang lain, yang notabene memiliki segudang kesalahan dan kecacatan. Cinta adalah sesuatu yang indah dan memiliki makna mendalam. Cinta harus diletakkan pada tempatnya. Cinta itu sendiri memiliki tingkatan (hierarki). Tingkatan cinta yang tertinggi seorang makhluk haruslah cinta kepada Sang Khaliq (Sang Pencipta). Kemudian disusul dengan cinta kepada Nabinya. Lalu cinta kepada manusia yang lain. Dengan urutan ini maka setiap cinta kepada yang Non-Allah, termasuk kepada manusia lain haruslah diselaraskan dengan cinta kepada Allah. Jika pasangan mengajak kita berbuat melanggar atau tidak sejalan dengan ajaran agama, maka cinta yang demikian adalah cinta yang sesat. Cinta yang demikian merusak hierarki cinta yang hakiki. Menjerumuskan kita pada dosa dan penyesalan di akherat. Ungkapan seorang pria atau wanita kepada pasangannya bahwa "aku tercipta untukmu" sangat berbahaya karena merubah urut-urutan cinta yang seharusnya. Maka berhati-hatilah terhadap cinta dan pemaknaannya. Kecerobohan memaknai cinta dapat menjerumuskan kepada kesia-siaan belaka. Yang ujung-ujungnya adalah merana, membuang waktu, membuang energi, merusak pikiran dan merusak jiwa. Inilah yang diinginkan oleh setan. Menjerumuskan pemahaman manusia kepada jurang kekeliruan. Maka berhati-hatilah memaknai cinta. 
Cinta, karya indah Sang Pencipta
Dimulakan di surga…
Dirasukkan dalam jiwa Adam dan Hawa
Lalu dianak-pinakkan ke setiap jiwa 
Dengan kadar yang berbeda…